Kamis, Februari 28, 2008

2 Manusia Super di Jembatan Setiabudi

Ini cuman cerita orang yang gue kutip aja, semoga jadi bahan renungan...

Tanpa disadari terkadang sikap apatis menyertai saat langkah kaki
mengarungi tuk coba taklukkan ibukota negri ini. Semoga kita selalu diingatkan.

Sekedar berbagi cerita di forum orang orang super dalam keindahan hari ini :

Siang ini February 6, 2008 , tanpa sengaja ,saya bertemu dua manusia
super. Mereka mahluk mahluk kecil , kurus ,kumal berbasuh keringat. Tepatnya
diatas jembatan penyeberangan setia budi , dua sosok kecil berumur kira kira
delapan tahun menjajakan tissue dengan wadah kantong plastik hitam.
Saat menyeberang untuk makan siang mereka menawari saya tissue diujung
jembatan, dengan keangkuhan khas penduduk Jakarta saya hanya mengangkat tangan lebar lebar tanpa tersenyum yang dibalas dengan sopannya oleh mereka dengan ucapan "Terima kasih Oom !". Saya masih tak menyadari kemuliaan mereka dan Cuma mulai membuka sedikit senyum seraya mengangguk kearah mereka.

Kaki - kaki kecil mereka menjelajah lajur lain diatas jembatan , menyapa
seorang laki laki lain dengan tetap berpolah seorang anak kecil yang penuh
keceriaan, laki laki itupun menolak dengan gaya yang sama dengan saya,lagi
lagi sayup sayup saya mendengar ucapan terima kasih dari mulut kecil mereka
Kantong hitam tampat stok tissue dagangan mereka tetap teronggok disudut
jembatan tertabrak derai angin Jakarta . Saya melewatinya dengan lirikan
kearah dalam kantong itu , duapertiga terisi tissue putih berbalut plastik transparan .

Setengah jam kemudian saya melewati tempat yang sama dan mendapati
mereka tengah mendapatkan pembeli seorang wanita , senyum diwajah mereka
terlihat berkembang seolah memecah mendung yang sedang manggayut langit Jakarta .

" Terima kasih ya mbak .semuanya dua ribu lima ratus rupiah!" tukas mereka
, tak lama siwanita merogoh tasnya dan mengeluarkan uang sejumlah sepuluh
ribu rupiah .

" Maaf , nggak ada kembaliannya ..ada uang pas nggak mbak ? " mereka
menyodorkan kembali uang tersebut. Si wanita menggeleng, lalu dengan
sigapnya anak yang bertubuh lebih kecil menghampiri saya yang tengah
mengamati mereka bertiga pada jarak empat meter.

" Oom boleh tukar uang nggak , receh sepuluh ribuan ?" suaranya
mengingatkan kepada anak lelaki saya yang seusia mereka . sedikit
terhenyak saya merogoh saku celana dan hanya menemukan uang sisa kembalian food court sebesar empat ribu rupiah .

" Nggak punya , tukas saya !" lalu tak lama siwanita berkata " ambil
saja kembaliannya , dik !" sambil berbalik badan dan meneruskan langkahnya
kearah ujung sebelah timur.

Anak ini terkesiap , ia menyambar uang empat ribuan saya dan menukarnya
dengan uang sepuluh ribuan tersebut dan meletakkannya kegenggaman saya
yang masih tetap berhenti , lalu ia mengejar wanita tersebut untuk
memberikan uang empat ribu rupiah tadi. Siwanita kaget , setengah berteriak ia
bilang " sudah buat kamu saja , nggak apa..apa ambil saja !", namun mereka
berkeras mengembalikan uang tersebut. " maaf mbak , Cuma ada empat ribu , nanti kalau lewat sini lagi saya kembalikan !" Akhirnya uang itu diterima
siwanita karena sikecil pergi meninggalkannya.

Tinggallah episode saya dan mereka , uang sepuluh ribu digenggaman saya
tentu bukan sepenuhnya milik saya . mereka menghampiri saya dan berujar " Om , bisa tunggu ya , saya kebawah dulu untuk tukar uang ketukang ojek !".

" eeh .nggak usah ..nggak usah ..biar aja ..nih !" saya kasih uang itu
ke sikecil, ia menerimanya tapi terus berlari kebawah jembatan menuruni
tangga yang cukup curam menuju ke kumpulan tukang ojek.

Saya hendak meneruskan langkah tapi dihentikan oleh anak yang satunya ,
" Nanti dulu Om , biar ditukar dulu ..sebentar "
" Nggak apa apa , itu buat kalian " Lanjut saya
" jangan ..jangan Om , itu uang om sama mbak yang tadi juga " anak itu
bersikeras " Sudah ..saya Ikhlas , mbak tadi juga pasti ikhlas ! saya berusaha
membargain, namun ia menghalangi saya sejenak dan berlari keujung
jembatan berteriak memanggil temannya untuk segera cepat , secepat kilat juga ia meraih kantong plastik hitamnya dan berlari kearah saya.

" Ini deh om , kalau kelamaan , maaf .." ia memberi saya delapan pack
tissue " Buat apa ?" saya terbengong

" Habis teman saya lama sih Om , maaf , tukar pakai tissue aja dulu "
walau dikembalikan ia tetap menolak .

Saya tatap wajahnya , perasaan bersalah muncul pada rona mukanya . Saya
kalah set , ia tetap kukuh menutup rapat tas plastic hitam tissuenya .
Beberapa saat saya mematung di sana , sampai sikecil telah kembali
dengan genggaman uang receh sepuluh ribu , dan mengambil tissue dari tangan
saya serta memberikan uang empat ribu rupiah.

"Terima kasih Om , !"..mereka kembali keujung jembatan sambil sayup
sayup terdengar percakapan " Duit mbak tadi gimana ..? " suara kecil yang lain
menyahut " lu hafal kan orangnya , kali aja ketemu lagi ntar kita kasihin
..." percakapan itu sayup sayup menghilang , saya terhenyak dan kembali
kekantor dengan seribu perasaan.

Tuhan ..Hari ini saya belajar dari dua manusia super , kekuatan
kepribadian mereka menaklukan Jakarta membuat saya trenyuh , mereka berbalut baju lusuh tapi hati dan kemuliaannya sehalus sutra , mereka tahu hak mereka dan hak orang lain , mereka berusaha tak meminta minta dengan berdagang Tissue.

Dua anak kecil yang bahkan belum baligh , memiliki kemuliaan diumur
mereka yang begitu belia.

YOU ARE ONLY AS HONORABLE AS WHAT YOU DO

Engkau hanya semulia yang kau kerjakan.

MT

Saya membandingkan keserakahan kita , yang tak pernah ingin sedikitpun
berkurang rizki kita meski dalam rizki itu sebetulnya ada milik orang
lain .

"Usia memang tidak menjamin kita menjadi Bijaksana , kitalah
yang memilih untuk menjadi bijaksana atau tidak"

Semoga pengalaman nyata ini mampu menggugah saya dan teman lainnya
untuk lebih SUPER.



Aryadi N SM 0304
QHSE Manager I BHM Corp I 0817 149369 I Oil and Gas


Ya Allah...semoga Engkau menetapkan kejujuran dan ketulusan di hati mereka...

Ya gusti...berikanlah ganjaran dan imbalan yang setimpal pada setiap senyum mereka, ucapan terima kasih mereka, dan setitik niat suci yang telah Engkau karuniakan pada mereka...

Amin.


Gue berharap anak2 seperti inilah yang kelak memimpin bangsa...

Bukan gue, apalagi pejabat2 serakah yang saat ini sedang memimpin negeri ini...

Selasa, Februari 26, 2008

Hujan...

Hujan...



Hmm,

Waktu gue terbangun pagi ini, hujan mengguyur, sedang gak terlalu deras...

Ah,

Nyaman rasanya hati, sejuk, tidak terik seperti hari lainnya...

Gue jalani hari-hari gue seperti biasa dengan ditemani hujan yang mengguyur hampir sepanjang hari, cuma on - off aja...

Sedikit bernyanyi riang, walopun keujanan tak apalah...

Tetapi kemudian,

Tiap kali hujan datang gue sadar bahwa saat itu terjadi ada orang2 yang dirugikan dan diuntungkan...

Supir taksi, ojek payung, bajaj, bolehlah menangguk untung...gue selalu berprinsip bahwa hujan selalu membawa berkah, dan terkadang terbukti meski pada saat2 terburuk sekalipun...

Tapi sore ini, saat gue sedang dikamar kosan, tiba2 teman kosan gue dateng, bawa sebungkus rujak yang dia beli di ujung jalan, 5000 rupiah untuk satu bungkus rujak yang normalnya bisa dimakan oleh 1-2 orang kali ini terlihat bisa dimakan 1 RT

Gue : Tumben banyak amat, doy ?
Adoy : Iya ini soalnya ujan, jadi tadi buahnya banyak gak laku...
Gue : Terus ?
Adoy : Jadi dia tadi udah mau pulang, makanya buahnya hampir disemuain...
Gue : *tertegun*

Dalam hati gue berpikir bahwa ternyata ada juga kisah pilu dibalik hujan harian yang selalu membuat gue nyaman dan senang karena suasananya...

Sedikit flahsback,

Sebelum temen gue dateng, 1 jam sebelumnya gue pesen makan gado2 di depan kosan, standarlah...

Bedanya, biasanya jam 5 si abang udah siap pulang dengan dagangan yang bersih tak bersisa

Tapi,

Jam 5.30 gue turun ternyata itu gado2 masih lengkap banget...

Gue : Bang, gado2 masih ada ?
Si Abang : Ada, oom...
Gue : Gak pedes ya bang, kamar E-3
Si Abang : Siip, oom...

Setelah gue pikir2...

Bahwa ada kalanya kita menyayangi dan menyukai sesuatu tanpa kita sadari bahwa ada seseorang yang tersakiti dan dirugikan diluar sana oleh karenanya...

Bahwa hujan membawa berkah? YA
Tapi bahwa hujan adalah sebuah musibah? YA

Tuhan memang adil,

Gue ngebayangin kapan itu dia ojek payung bakal laku kalo gak pernah ujan...?

Tapi kebanyakan ujan juga ga baik...kasian tukang rujak dan gado2 langganan gue...



ps. Gambar gue kelontok dari sini

Senin, Februari 11, 2008

1996-1999

Saat sedang youtube-walking, saya menemukan sesuatu :



Merinding.

Itu adalah rekaman kondisi pesantren saya dahulu pada saat menjelang maghrib...

Gak heran, dimanapun tempat terpencil saya berada dan dengan lantunan Qur-an seperti ini...dijamin, hati saya akan bergumam :

"... inget di pesantren neh..."

Dan itu spontan...

Dan bersamaan itu pula, ada "sesuatu" yang saya rasakan, entah itu merinding, sedih, kangen, pokoknya campur aduk ...saya sendiri tidak bisa describe kata2 yang tepat...

Yang pasti seperti ada sesuatu yang "bergemuruh" di dada saya tiap kali melihat ato merasakan sesuatu yang mengingatkan saya dengan masa2 di pesantren...

Yeah,

Anda boleh tertawa, men-judge saya cengeng or else, GAK PEDULI

Satu hal yang pasti, anda akan merasakan hal yang sama kalo anda pernah disana...

Tahun 1996 saya masuk...dengan segala keterbatasan dan ketidaktahuan yang ada...

Tahun 1999 saya keluar, harusnya saya lulus dan jadi alumnus tahun 2002, tapi karena satu dan lain hal, saya keluar...

Anehnya, mulai saat itu, saya selalu bermimpi dalam nyaris setiap tidur saya...

Mimpi dimana saya digambarkan masih disana...entah apapun bentuknya, mulai dari yang abstrak, sampe yang jelas banget...

Dari tahun 1999 - sekarang saya masih kerap didatangi mimpi itu,...

Entahlah, seperti ada yang tertinggal di sana...

Seolah belum ada restu untuk meneruskan langkah...agak berlebihan tampaknya...

Ah,

Barangkali hanya trauma psikologis semata...atau bahkan rindu yang berlebih...

Saya rindu suasananya yang syahdu, pusingnya kepala saat kiriman uang belum tiba, panas terik mataharinya waktu siang, tempe kecap mie kecap dan krupuknya, cuci baju hari jum'at, makan daging sebesar jempol di Idul Adha, dipukuli di mahkamah, lari pagi hari jum'at, muhadhoroh malam jum'at, pramuka di hari kamis, countdown perpulangan, excitement waktu perpulangan, dll...

Mungkin anda pernah merasakan sesuatu memori dimana sangat ingin anda lupakan, tapi justru terlalu manis untuk dibuang...

Sehingga terjadi friksi...benturan, seperti pergolakan bathin...bisa gila saya lama2...

Ingin lari dengan cepat meninggalkan, tetapi kepala masih menoleh kebelakang...

Tuhan punya maksud lain...harus saya selesaikan ini, sebelum menghambat masa depan saya...

Baiklah,

Selepas sidang ujian TA, saya akan kesana...sekedar menyambangi...

Insya Allah