Jumat, April 25, 2008

Hari Bumi (air)...


jaman sekarang ngomong musti tau fakta oom
Okeh,

Dalam rangka hari bumi 22 April ini, gue mencoba untuk menyoroti kejadian yang pernah gue alami beberapa tahun yang silam...

Ceritanya begini,

Waktu gue SMA, gue tergabung dalam organisasi kerohanian di sekolah gue, nah kebetulan di organisasi itu ada salah seorang alumni pembimbing organisasi itu dengan inisial nama KM, biasa dipanggil K**el...

Si bang KM ini adalah seorang yang taat beragama (dilihat dari luarnya), serius, terkadang anti guyon, dan sedikit skeptis (kalo boleh gue bilang begitu).

Suatu hari, bang KM sama gue dan temen2 lainnya menghadiri sebuah acara di Masjid Agung Tangerang, singkat cerita, waktu pas makan siang, dengan suguhan air putih dalam kemasan (Aqua gelas.red)...

Bang KM mulai berkelakar mengenai air minum dalam kemasan itu, waktu itu beliau "menguliahi" gue dengan kata2 :


Bang KM : Kamu tau ga? air mineral itu seharusnya ga boleh dijual...
Gue : Ooo...
Bang KM : Karena kalo berdasarkan UUD, bahwa semua SDA di Indonesia ini milik negara dan digunakan sebaik2nya untuk kesejahteraan rakyat
Gue : *mendengarkan dengan seksama*
Bang KM : Sementara si pengusaha air ini kalo diajuin pertanyaan kayak tadi pasti jawabnya "...kita ga jual airnya koq, kita jual kemasannya..."




Pembicaraan tadi berakhir dengan kondisi dimana gue sangat tidak paham dengan kalimat bang KM itu tadi...
Beberapa tahun kemudian, gue kuliah mengambil jurusan yang memang punya mata kuliah yang membahas mengenai Pengelolaan Sumber Daya Air.

Barulah kemudian gue tau bahwa apa yang waktu itu diceritakan bang KM ke gue tidaklah sepenuhnya benar.

Faktanya,

1. Secara teknis, sumber air baku yang siap minum itu tidak pernah ada di dunia, sehingga memerlukan treatment (pengolahan) tambahan untuk benar2 siap minum.

2. Treatment itu kemudian membutuhkan biaya tentunya, mengingat PDAM saat ini masih memproduksi air baku air bersih, dan bukan air baku air minum.

3. Sumber air baku air minum dan air bersih saat ini semakin menurun kualitasnya diakibatkan oleh pencemaran di badan air (waduk, sungai, danau, rawa, dll).

4. Bahkan dalam kondisi mata air yang jernih sekalipun terkandung bakteri yang -boleh jadi- merugikan kesehatan sehingga tetap membutuhkan desinfeksi pada air tersebut sebelum siap minum.

Kendala yang dihadapi PDAM saat ini adalah sangat tolerable, mengingat dengan kondisi badan air yang tercemar parah, maka beban dalam pengolahan air baku menjadi -minimal- air bersih saja sangatlah mahal.

Tapi kalo PDAM dituntut menyediakan air minum, otomatis biaya membengkak, sementara harga air PAM udah ga mungkin naik lagi.

*coba pisahkan antara air minum dan air bersih*

Kendala yang memusingkan.
Oleh karena itu,

Gue berharap bahwa tidak muncul bang KM lainnya yang hanya berbicara mengenai sejejak peristiwa tanpa tau dasarnya.
Gue paham bahwa terkadang dunia bisnis itu kejam, tapi silat lidah yang tidak berujung fakta juga kurang dewasa menurut gue.
Kita musti paham dan "telanjang" dalam melihat suatu permasalahan kalo menurut gue, gak bisa serta merta kemudian ngebela orang miskin di pinggir kali...
Trus maki2 pengusaha air minum dalam kemasan.
Karena pada delik faktanya, orang2 yang tinggal di bantaran kali itulah biang keladi paling utama buat pencemaran air sungai, yang notabene sampe saat ini masih dipake sama PDAM buat sumber air baku air bersihnya...
So,
Which one you choose ?
Ironic? as it seem...and as usual...

Gambar gue kelontok dari sini